Thursday, 6 October 2011

Pemuda itu..

Tadi siang sebelom berangkat kelas finance, aku sempetin bobo dulu. apalagi cuaca gerimis yang bikin kasur jadi adem buat ditidurin. Waktu itulah aku bermimpi..

Aku tinggal disebuah negeri antah berantah (tapi dalam mimpi tsb aku merasa itu Pakistan) disana aku seperti mahasiswi baru yang sebenernya belom ngerti environment disana. di kelas yang seperti bangunan kuno tsb, seorang lecturer perempuan mengatakan kalo dia ga suka aku. entah bagaimana ceritanya, yang pasti ketika beliau bagi bagiin kertas ke student di kelas, aku ga dia kasih. (makin random)
Pulang kelas, aku melewati sebuah kafe klasik di persimpangan jalan. Di dalam kafe itu, aku mengetahui ada seorang ibu dan anak lelakinya yang sebaya denganku, tengah menikmati secangkir kopi hangat dan beberapa potong biskuit. Aku menghampiri mereka. Tiba tiba ada seseorang yang menelpon ibu tadi, sehingga dia berlalu meninggalkan kami berdua di kafe tersebut. Dalam mimpi tsb, anak lelakinya tadi mengidap penyakit radang paru paru (?) , sehingga kalau kemana mana mesti ditemani seseorang. karena ibunya tadi pergi, anak lelaki itu panik dan menyuruh aku menemani dia disana. Akhirnya aku temani. namun, ibunya ga balik balik. sehingga si anak nelpon dan bertanya kalau boleh ga dia dan aku jalan jalan keluar kafe, awalnya si ibu kurang setuju, namun akhirnya dia membolehkan kami keluar. Senyum sumringah terpancar dari bibir si pemuda yang bisa aku bilang tampan itu. Dia berjanji akan mengajakku ke sebuah restoran tidak jauh dari sana. Aku tau dia lemah. dia sakit. sehingga sepanjang jalan aku biarkan dia merangkul pundakku sambil kami terus berjalan mengitari kota itu.

Akhirnya kami sampai disebuah tempat yang dia sebut restoran tadi. tapi mimik mukanya berubah pucat, yang tertinggal disana bukanlah restoran, melainkan puing puing bangunan kuno yang sepi, tidak ada orang disana kecuali kami berdua. Tiba tiba napasnya sesak. dia memegangi dadanya. dia berkata bahwa dia telah membuat aku kecewa. dia minta maaf. dia menangis. akhirnya aku pegang tangannya dan berkata "jangan menangis, jangan minta maaf! aku baik baik saja ". dia tetap menangis.

Alarm berbunyi. pkl 13.20. aku bangun dan bergegas solat zuhur. ada sedikit perasaan sedih ketika mengingat mimpi tsb. Aku ingin bertemu lagi dengan pemuda tsb. entah kapan..

0 comments:

Post a Comment

 

Blog Template by YummyLolly.com